Bismillahirrahmanirrahim,
Dari stasiun inilah pahlawan Gerbong Maut mengorbankan jiwa raganya demi kemerdekaan negara nusa dan bangsa.
Papan tulisan itulah yang menyambut ketadanganku ketika memasuki pekarangan Museum Kereta Api Bondowoso, salah satu tempat wisata Bondowoso yang berada di pusat kota. Biar bagaimanapun, ada rasa merinding ketika langkah kaki memasuki pintu masuk stasiun, mengingat tempat inilah titik awal keberangkatan 100 pejuang yang menjadi tahanan Belanda.
Cerita Sejarah Gerbong Maut
Gerbong Maut. Mungkin banyak yang belum mengenal peristiwa yang terjadi pada tahun 1947 ini. Aku sendiri baru tahu peristiwa ini di awal-awal pernikahan, lewat monumen yang berada di anatara alun-alun Bondowoso dan Kantor Bupati Bondowoso.
13 jam bersama maut, menggambarkan bagaimana peristiwa yang terjadi beberapa bulan setelah berlangsungnya Agresi Militer Belanda I. 100 orang Indonesia yang ditawan oleh Belanda diangkut dari stasiun KA Bondowoso ke Wonokromo (Surabaya) dengan tiga buah gerbong barang yang tertutup rapat.
Minggu, 23 November 1947, hari masih pagi ketika para tawanan diangkut ke stasiun Bondowoso. Begitu tiba di stasiun mereka langsung dimasukkan ke dalam tiga gerbong kereta barang. Gerbong pertama GR5769 dan gerbong kedua GR4416 masih memiliki lubang ventilasi udara meskipun sangat kecil, namun gerbong ketiga GR10152 tidak sama sekali, meski ini adalah gerbong baru. Tepat pukul 7:00 kereta api pun diberangkatkan.
Selama perjalanan ke Bondowoso dari Surabaya yang memakan waktu belasan jam, ketiga gerbong kereta hanya dibuka sesekali. Itu pun hanya sebentar. Sebanyak 46 pejuang tewas karena mati lemas tak mendapatkan makanan dan minuman, kepanasan, serta udara yang cukup.
Merinding bukan? Selama beberapa tahun aku hanya bisa mengetahui sejarah Gerbong Maut ini lewat monumennya, sambil berandai-andai bisa masuk ke dalam Stasiun Bondowoso tempat dimana awal peristiwa ini berlangsung.
Baru pada 17 Agustus 2016, harapan aku diwujudkan oleh pemerintah Bondowoso dengan menjadikan Stasiun Bondowoso yang sudah lama enggak aktif ini menjadi salah satu objek wisata Bondowoso yang baru: Museum Kereta Api Bondowoso.
Selain Menjadi Saksi Peristiwa Gerbong Maut, Ini yang Bisa Kamu Lakukan di Museum Kereta Api Bondowoso!
Museum Kereta Api Bondowoso merupakan museum kereta api pertama di Jawa Timur. Museum ini dulunya adalah sebuah Stasiun Bondowoso. Stasiun Bondowoso mulai dibangun tahun 1893 dan diresmikan tanggal 1 Oktober 1897 oleh Staatssporwegen (SS) bersamaan dibukanya jalur kereta api Jember-Kalisat-Bondowoso-Panarukan. Jalur tersebut merupakan kelanjutan dari pembangunan rel kereta api yang sudah ada yaitu jalur Bangil-Pasuruan-Probolinggo yang beroperasi tahun 1884.
Sebagai pecinta bangunan tua, sudah lama aku tuh ingin bisa masuk ke dalam stasiun ini. Apalagi lokasinya yang berada di jl. Imam Bonjol no 13, bisa dipastikan selalu aku lewati setiap kali aku pulang ke rumah ibu di Bondowoso. Bangunan stasiun ini seolah memanggil aku untuk diabadikan ke dalam kamera.
Saat peresmian pembukaan Museum Kereta Api sebagai wisata Bondowoso yang baru ini, sebetulnya aku pas berada di Bondowoso. Sayangnya saat itu aku tengah sibuk mempersiapkan pernikahan adik ipar, sehingga tak sempat untuk mampir, baru 2018 dan 2019 ini aku berkesempatan mengunjungi Museum Kereta Api Bondowoso.
Selain menjadi saksi peristiwa Gerbong Maut, ternyata Museum Kereta Api Bondowoso juga bisa menjadi tempat wisata Bondowoso yang menarik. Berikut ini beberapa kegiatan yang bisa dilakukan saat mengunjungi Museum Kereta Api Bondowoso.
Beli Tiket Kereta Api Online
Meski pun stasiun Bondowoso sudah tidak beroperasi lagi sebagai stasiun, tapi kini melayani pembelian tiket kereta api untuk tujuan di pulau Jawa. Adik ipar aku termasuk yang membeli tiket kereta api di sini, ketika ia bersama ibu dan bapak berkunjung ke Jakarta dua tahun lalu.
Beli tiket kereta api memang sekarang terasa semakin mudah. Beberapa aplikasi pun sudah menawarkannya, tanpa harus berkunjung ke suatu tempat guna membeli tiket. Tapi mungkin buat sebagian orang masih ada yang lebih merasa nyaman membelinya langsung di stasiun.
Belajar Sejarah Kereta Api
Begitu masuk ke bagian dalam bangunan Museum Kereta Api Bondowoso, aku langsung di sambut dengan sejarah kereta api di Indonesia. Iya, bukan cuma sejarah kereta api Bondowoso atau sekitarnya saja, tapi Indonesia. Mulai dari masa Hindia Belanda pada tahun 1867 hingga kisah pada 1992 jalur layang kerta api yang menghubungkan dari Manggarai ke Jakarta Kota dikisahkan di tempat wisata Bondowoso ini.
Di museum ini juga ada berbagai koleksi benda-benda bersejarah yang digunakan untuk mengoperasikan kereta api sejak zaman Belanda atau sebelum abad ke-20, dan alat itu masih asli.
Mengenal Emas Hijau di Bondowoso
Jalur kereta api lintas Panarukan-Bondowoso-Kalisat-Jember awalnya digunakan untuk mengangkut komoditas penting seperti tembakau, kopi, beras dan hasil perkebunan lainnya seperti teh yang banyak berasal dari Jember, Banyuwangi, Bondowoso, serta Situbondo ke Pelabuhan Panarukan.
Tak heran kalau sekarang Bondowoso menyebut dirinya sebagai Republik Kopi of Bondowoso dan semakin banyak cafe Bondowoso di pusat kota. Buat aku sih jelas ini bikin happy, ada tempat nongkrong untuk dikunjungi.
Di Museum Kereta Api Bondowoso ini juga terdapat beberapa contoh komoditas seperti cengkeh, kopi, dan tembakau. Menurut Travel Galau, berwisata ke museum ini bisa jadi wisata edukasi bagi anak-anak.
Kisah Perjalanan Gerbong Maut
Biar bagaimanapun Museum Kereta Api Bondowoso ini erat dengan kisah Gerbong Maut. Di sini kita bisa membaca kronologis peristiwa Gerbong Maut.
Sayangnya, gerbong maut yang asli tidak ada di museum ini, tapi justru berada di Museum Brawijaya, Malang. Itu pun hanya ada satu gerbong yang bisa ditemukan jejaknya pada tahun 1967, yaitu gerbong dengan kode GR 10152, gerbong yang baru yang menewaskan seluruh tawanan yang terdapat di dalamnya. Spooky isn’t it?
Foto-Foto Instagramable
Bukan Mrs Galau kalau tidak memanfaatkan tempat cantik untuk foto-foto. Memangnya tempat ini instagramable? BANGET!
Di bagian jalur kereta api, tempat ini menjadi tempat favorit aku. Meski stasiun ini enggak besar, tapi kenyataannya lebih dari 50 foto hasil jepretan my instagramable husband, tersimpan rapih di sd card mirorless tersayang aku saat aku berkunjung ke Museum Kereta Api Bondowoso. Isinya sudah dipastikan, aku semua. Ahahahahahahaha…..
Silakan eksplor mulai dari bangku, rel kereta, hingga gerbong yang ada di tempat ini untuk menghasilkan foto-foto kece kamu. Dijamin puas. Jangan lupa bergaya kece dan membawa properti yang sesuai.
Duduk-Duduk Santai
Kalau ini hal yang paling disukai Mas Metra saat berkunjung di Museum Kereta Api Bondowoso. Setelah menceritakan sejarah Gerbong Maut padaku, dilanjut dengan menjadi personal photographer aku, dia menikmati sekali duduk di bangku dekat rel kereta.
Semilir angin yang menyapa kami memang terasa nikmat, apalagi kala musim panas tengah menyapa Bondowoso. Terbukti bukan hanya kami yang sepertinya menjadikan Museum Kereta Api Bondowoso sebagai tempat bersantai, karena ketika aku datang, tampak seorang bapak dan anaknya pun duduk santai nyaris tertidur di tempat ini.
Jajan Bakso
Satu lagi aktivitas favorit aku di sekitar Stasiun Bondowoso, yaitu jajan Bakso Stasiun. Lokasinya di luar, tapi masih bagian dari stasiun Bondowoso. Aku suka sekali bakso ini bukan cuma karena baksonya yang enak sih. Tapi ya karena berada di lokasi stasiun, sehingga bangunannya di mata aku bikin gemesh. Aku akan tulis soal bakso ini terpisah ya, aku kasih bocoran foto baksonya saja dulu biar ngiler.
Tiket Masuk Museum Kereta Api Bondowoso
Aku tahu pasti banyak yang penasaran soal harga tiket masuk Museum Kereta Api Bondowoso ini. Harganya adalah….. GRATIS! Sampai saat ini tidak dipungut biaya sama sekali untuk berkunjung ke tempat saksi kisah Gerbong Maut ini. Kita hanya diminta untuk mengisi buku tamu saja.
Bagaimana, berminat untuk mengunjungi wisata Bondowoso ini? Kalau kebetulan sedang berkunjung di Bondowoso, jangan lupa untuk mampir ke Museum Kereta Api Bondowoso ya.
Museum Kereta Api Bondowoso Jl Imam Bonjol no 13, Bondowoso Jam Buka: 08.00 - 17.000 wib
Dian Ravi. Muslimah travel blogger Indonesia. Jakarta. Part time blogger, full time day dreamer. Pink addict, but also love toska. See, even I cannot decide what’s my favorite color is.Mau bikin bahagia, cukup ajak jalan dan foto-foto.
Konsep stasiun kereta api yg dijadikan museum cukup unik ya. Ga heran kalau nwajib dikunjungi. Apalagi ternyata qda nilai historis dan bonus background instagramable utk foto2 jugan
Sungguh sejarah yang panjang dannkrlam ya kak. Tetapi kalau didatangin gimana kak? Atau nyobain dateng malem malem? Hehehe
Perkeretaapian Indonesia termasuk perintis di Asia tenggara. Keren banget ya kak.
Daaan…. Setelah puas membaca terbitlah lapar. Semangkuk bakso siap disantap sepertinya
Sungguh sejarah yang panjang dannkrlam ya kak. Tetapi kalau didatangin gimana kak? Atau nyobain dateng malem malem? Hehehe
Perkeretaapian Indonesia termasuk perintis di Asia tenggara. Keren banget ya kak.
Daaan…. Setelah puas membaca terbitlah lapar. Semangkuk bakso siap disantap sepertinya. Abis berapa mangkok kak?
Aku suka nih sama perkeretaapian, kebetulan tumbuh di dekat stasiun kereta. Cukup banyak cerita tentang ‘sejarah’ yg berhubungan sama kereta yg aku baca. Tapi baru tahu yg di bondowoso ini.
Lihat foto foto stasiunnya, mirip stasiun kiaracondong sama padalarang tempo dulu nih.
Kereta memang menjadi bagian transportasi umum yang sering banget dipakai, harga yang murah, dan cepat sampai tujuan. Dengar cerita gerbong maut bikin merinding juga.
Kejam amat sih, masa perjalanan belasan jam ga pake ventilasi. Untung aku hidup setelah kemerdekaan, ga kebayang kalau ada di zaman itu
Aku baru tau istilah emas hijau. Yang kutau tembakau itu istilahnya daun emas
Aku ke sana pertama kali, mbayar 2000. Terus kesana lagi, gratis. Pas cerita ke penjaganya, ternyata gak pernah ada tarif di sana. Berarti dulu aku kena pungli, hehe
Teteeeh…nuhun.
Karena tulisan teteh, aku jadi tahu sejarah Kereta Maut.
Cukup menyeramkan dan harusnya ada kisah di vlog, teh…channelnya teteh pasti rame.
Ini stasiun masih berfungsi kan teh?
Asa sepi, teh…((tolah-toleh))
dan yang terpenting, suami teteh setia banget…betah motoin teteh sampai 50 foto.
Whuaaatt??
Wkwkkwkw….canda teh…
stasiunnya udah ga berfungsi hanya jadi museum kereta api aja.
errrr sebenarnya 50 foto itu hanya memperhalus, aslinya sih jauh lebih banyak lagi foto akunya.
Astagaaakkkk…bakso pake lontong narsis dimari. Wkwkwk. Padahal eyke ga pernah mamam ni baso pake lontong.😆
Saya jadi tau nih kalo di Bondowoso ada museum kereta api..dan sejarah di baliknya kok serem banget ya mba..duhh..tapi bagaimanapun itu merupakan bagian dari sejarah..tfs mba dian 😘
Wah keren, walau sudah ga berfungsi sebagai stasiun tapi dialihfungsikan sebagai musium ya. Mungkin bisa dicontoh nih sama stasiun lainnya yang udah kayak rumah hantu hehehe.
Kak, senyum dong. Galau amat mukanya 😀
Aku baru tahu kisah gerbong maut ini. Jahat banget menjejalkan puluhan orang ke dalam gerbong barang yang minim celah udara. Nggak kebayang bagaimana tersiksanya selama perjalanan yang panas dan pengap :((
Oh jadi stasiun ini hanya berfungsi sebagai museum aja, toh. Lalu kalau mau ke Bondowoso harus turun di stasiun apa, mbak?
Merinding aku kak baca sejarah tentang Stasiun Bondowoso ini. Keji banget yah mereka kak.
Sekarang Stasiun Bondowosonya sudah jadi museum yaa kak jadi bisa tau tentang sejarah dan barang-barang peninggalan disana.
Btw, aku salfok sama baksonya pake lontong itu yaa kak, Duh laper sekietika!
Serem kalau baca kisah gerbong mautnya. Ngebayangin gitu ya selama sekian belas jam berada dalam gerbong yang gelap, udara minim, desak-desakan. *Sedih
Mbaknya cantik. Difoto drimana aja cantik
Wah ini tempat wisata edukasi yg bagus ya mba..dan ternyata masih GRATIS ya? Wow..semoga tetap terpelihara dg baik ya mba ..
wahh gratis2 gini yang menyenangkan hahaha.. Baksonya gak gratis tapi kan? hahha.. Semoga ada kesempatan eksplor Bondowoso..
Mau banget dong. Gratis pula
Aku sekilas pernah dengar cerita tentang gerbong maut ini, tapi nggak tahu itu kereta dari stasiun mana. Mungkin memang harus ke sini ya untuk mengetahui cerita lengkapnya dan merasakan “kengerian” nya.
Halo mbak cantik, aku juga demen halan2 ke museum. Palagi kalau museum kereta api. Anak2 aja ga bosan berkunjung ke museum. Ambarawa sih pernah. Bondowoso belum, mudah2an terealisasi kapan2. Wisata edukasi semacam ini penting buat wisata keluarga bersama anak2 supaya tau sejarah bangsa dan perkeretaapian Indonesia. Btw, mamam bakso ada lontongnya kayaknya seru rasanya hehehe 😀
Huaaa aku merinding membayangkan kondisi gerbong maut pada masanya. Itu ratusan orang disatuin dalam satu gerbong tanpa makan minum dan kurang oksigen, pastinya mati lemaslah
Hiks …
Btw itu serius masuk museumnya gratis?
Meski gratis, tampaknya pengunjung tetap aja sedikit ya. Sayang bangeet
Daku belum pernah dengar cerita kereta api bondowoso ini kak, semoga para pejuang tersebut mendapat tempat terindah di sisi Allah Swt, aamiin.
Fotonya mrs galau juga bikin merinding, eh 😂😂.
Duh, asa merinding bacanya, membayangkan penderitaan para pejuang disiksa dan meninggal..kejamnya peperangan ya, mulees..suasananya jadi teringat museum kereta Ambarawa hanya disana masih digunakan kereta wisata ..
Waduh…serem juga ya kisah gerbong maut. Btw…kata orang perkereta-apian, istilah gerbong itu untuk hewan lho. Kalau untuk penumpang, namanya kereta.
Bentuknya dari samping mirip ya dengan stasiun Ambarawa. Kalau dari depan mirip stasiun Cimahi. Konon katanya stasiun Bondowoso lama, yang sekarang jadi museum, bentuknya mirip dengan stasiun di Belanda.
Baca sejarahnay bikin aku terbang kesaat-saat itu. Nggak kuat bayangin perjuangan mereka dulu. Kalau ngeliat kelakuan anak-anak muda sekarang kadang kesel. Jadi mau panjang lebar bahasnya.
Ini museum kereta Bondowoso hampir mirip dengan museum kereta Ambarawa ya mbak. Aku begitu baca tentang gerbong maut ini penasaran dengan ceritanya. Aku awalnya mengira ini kereta tertabrak atau musibah lainnya. Ternyata didalamnya ada tawanan Indonesia yang terjebak didalamnya.
gerbong aslinya memang disimpan di Ambarawa sekarang, Mbak.
Kalau di perlintasan rel kereta api Bandung – Jakarta kita bakal melewati yang namanya kuburan gerbong. Banyak gerbong-gerbong kosong yang ditumpuk namun ternyata malah terlihat artistik apalagi pas pagi itu matahari bersinar disebalik gerbong-gerbong ini.
Naah, kalau ada wisata kuliner bakso saya mau….
Ga apa jauh jauh dari Cianjur naik kereta cuma buat jajan bakso Bondowoso saja, kan? Hehehe
Dari namanya aja udah agak horor ya, gerbong maut, dan ternyata benar ada cerita kelam didalamnya. Aku sih berharap semoga pemerintah di sana semakin meningkatkan promosi museum ini, agar semakin dikenal banyak wisatawan. Oia aku galfok sm peralatan kereta api yg jadul itu, kayak lentera yang suka di film2 abad ke-19 ya, iya bukan sih ??
Wah serem juga ya kalau mendengar sejarahnya. Campur aduk sih sebetulnya antara sedih dan takut. hehe