Ada yang bilang, generasi yang kuat berasal dari lingkungan yang sehat. Namun jika kita melihat lingkungan saat ini, tak bisa dipungkiri kalau kondisinya tampak kurang sehat. Sampah yang menumpuk, kebakaran hutan, hingga polusi adalah bukti lingkungan yang tidak sehat.
Tak perlu menunggu menjadi orang dewasa untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. Siapa pun bisa. Hal ini sudah dibuktikan oleh Amilia Agustin. Wanita kelahiran Bandung, 20 April 1996, dianugerahi Penghargaan Satu Indonesia yang bergengsi pada tahun 2010 atas program inovatifnya, ‘Go to Zero Waste School’.
Dengan dedikasinya yang teguh untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, Amilia telah terbukti menjadi kekuatan pendorong dalam membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan.
Amilia Agustin, sang Ratu Sampah di Usia Muda
Amilia Agustin (sumber: IG @agustinamilia)
Ratu Sampah, begitu julukan Amilia, yang membentuk komunitas yang mengelola sampah berbasis sekolah lewat program “Go to Zero Waste School.” Program ‘Go to Zero Waste School’ yang dipelopori oleh Amilia Agustin bertujuan untuk menciptakan budaya pengurangan dan daur ulang sampah di lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Dengan menerapkan praktik pengelolaan sampah yang inovatif, program ini tidak hanya berupaya meminimalkan dampak lingkungan tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan pada generasi muda.
Proposal program Karya Ilmiah Remaja “Go To Zero Waste School” yang ditujukan kepada Program Young Changemakers dari Ashoka Indonesia berawal dari obrolan bersama teman-temannya. Program yang diinisiasi pada 2005 untuk membuka peluang bagi kaum muda usia 12-25 tahun mempraktekkan prinsip-prinsip sosial entrepreneurship. Tujuannya, menciptakan pemimpin di masa datang yang mampu membuat perubahan. Proposal proyek “Go To Zero Waste School” dengan biaya operasional Rp.2,5 juta akhirnya disetujui.
Salah satu pencapaian penting dari program ‘Go to Zero Waste School’ adalah penerapan sistem pemilahan sampah di sekolah-sekolah yang berpartisipasi. Melalui inisiatif ini, siswa dan guru diajarkan untuk memisahkan sampah mereka ke dalam kategori yang berbeda seperti bahan organik, dapat didaur ulang, dan tidak dapat didaur ulang. Praktik sederhana namun efektif ini memainkan peran penting dalam mengalihkan sampah dari tempat pembuangan sampah dan mendorong ekonomi sirkular.
Sumber foto: Freepik
Selain itu, program ini mendorong pendirian proyek pengomposan skala kecil di lingkungan sekolah. Dengan bantuan bimbingan Amilia dan timnya, sekolah dibekali dengan pengetahuan dan alat yang diperlukan untuk mengubah sampah organik menjadi kompos yang kaya nutrisi. Hal ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan sampah tetapi juga menyediakan sumber pupuk berkelanjutan untuk taman sekolah dan kegiatan pertanian.
Upaya tak kenal lelah Amilia Agustin telah mendapat pengakuan luas tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kancah internasional. Programnya telah menjadi model bagi negara-negara lain yang bergulat dengan tantangan pengelolaan sampah dan keberlanjutan. Dengan melibatkan generasi muda secara efektif, Amilia telah menunjukkan bahwa kita dapat menumbuhkan generasi masyarakat yang sadar lingkungan yang akan berada di garis depan dalam perjuangan melawan perubahan iklim.
Selain pengelolaan sampah, program ‘Go to Zero Waste School’ menekankan pentingnya pendidikan lingkungan hidup. Lokakarya, kampanye kesadaran, dan sesi interaktif diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak sampah terhadap ekosistem dan pentingnya mengadopsi praktik berkelanjutan. Pendekatan holistik ini memastikan bahwa siswa tidak hanya belajar tentang pengelolaan sampah tetapi juga mengembangkan pemahaman mendalam tentang keterkaitan isu-isu lingkungan.
Komitmen Amilia Agustin terhadap masa depan berkelanjutan sungguh patut diapresiasi. Melalui program ‘Go to Zero Waste School’, ia tidak hanya mengubah cara sekolah mengelola sampahnya namun juga menginspirasi banyak orang untuk mengambil tindakan di komunitas mereka sendiri. Upayanya yang patut dicontoh menjadi pengingat bahwa langkah kecil menuju keberlanjutan dapat memberikan perbedaan yang signifikan dalam melestarikan planet kita untuk generasi mendatang.
Meski program ‘Go to Zero Waste School’ ini digagas Amilia saat masih dibangku sekolah, tapi hingga kini pun ia terus menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan. “Semua bisa asalkan kreatif dan konsisten,” ujarnya.
Usia muda bukan menjadi alasan menunda turut peduli menjaga lingkungan. Apa yang dilakukan oleh Amilia Agustin semoga akan ditiru oleh banyak orang.
Dian Ravi. Muslimah travel blogger Indonesia. Jakarta. Part time blogger, full time day dreamer. Pink addict, but also love toska. See, even I cannot decide what’s my favorite color is.Mau bikin bahagia, cukup ajak jalan dan foto-foto.