Tokoh

Kang Narman: Pemuda Baduy yang Go Digital

Kamu pernah dengar tentang Suku Baduy? Pasti pernah dong. Itu lho, suku yang tinggal di pedalaman Banten, yang masih mempertahankan  gaya hidup tradisional hingga saat ini. Tapi percaya gak, di tengah keterbatasan dan ketertutupan mereka, ada seorang pemuda Baduy yang berhasil menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dialah Kang Narman, seorang wirausahawan muda yang memasarkan kerajinan tangan Suku Baduy secara digital.

Aku pertama kali bertemu dengan Kang Narman di awal 2018 di sebuah pameran kerajinan tangan. Itu adalah kali pertama aku bertemu orang Baduy, maklum, aku belum pernah ke Baduy sampai saat ini. Tapi yang lebih mengejutkan lagi, Kang Narman datang bersama seorang teman asal Papua yang katanya mereka kenal secara online. Temannya ini akan membantu Kang Narman dalam mengajar kelas literasi untuk anak-anak Baduy, agar mereka dapat mengenal dunia membaca dan menulis.

Aku sungguh kagum dan salut dengan Kang Narman. Bagaimana tidak? Dia dengan semangat yang luar biasa berusaha mengenalkan budaya Baduy kepada masyarakat luas, sekaligus peduli dengan perkembangan pendidikan anak-anak suku Baduy. Meskipun begitu, Kang Narman tidak melupakan adat dan budaya Baduy yang sudah mengakar kuat dalam kehidupannya. Dia hanya menggunakan teknologi ketika berada di luar area Baduy, untuk tetap menjaga integritas budaya yang menjadi bagian dari dirinya. Sudah tentu Kang Narman belajar secara otodidak. “Semua ini demi kepentingan promosi”, ujarnya ketika aku bertanya kenapa berani menggunakan teknologi, mengingat bagaimana aturan budaya Baduy yang melarang menggunakan teknologi.

Sebagai orang Baduy, Kang Narman sudah terbiasa melihat ibunya menenun kain tenun tradisional Baduy. Namun, Narman menyadari bahwa penjualan secara tradisional memiliki keterbatasan. Apalagi jika hanya mengandalkan penjualan dari wisatawan yang datang berkunjung ke Baduy. Dia pun berpikir untuk memasarkan kerajinan tangan Baduy secara digital. Pada tahun 2016, Narman mulai membuat akun Instagram untuk memasarkan kerajinan tangan Baduy. Dia juga membuat website untuk memudahkan pembeli dalam memesan produk.

Awalnya, Narman merasa kesulitan untuk memasarkan kerajinan tangan Baduy secara digital. Namun, dia tidak menyerah. Narman terus belajar dan mengembangkan usahanya. Dia juga aktif mengikuti berbagai pameran.

Meski berusaha untuk memasarkan kerajinan tangan secara lebih luas, Kang Narman juga bukan yang ambisius mengejar materi. “Orang Baduy tak butuh banyak, yang penting cukup,” tutur kang Narman. 

Aku pakai kain batik Baduy dan tas Baduy yang dibeli secara online

Usaha Kang Narman pun mulai membuahkan hasil. Produk-produknya pun banyak diminati oleh pembeli dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari luar negeri. Sekarang, berkat Kang Narman, aku juga bisa merasakan keindahan batik Baduy dan kain tenun Baduy meski belum pernah berkunjung ke Baduy. Aku sangat berterima kasih padanya karena dia telah membawa kebudayaan tersebut lebih dekat dengan kita.

Berbekal dedikasi dan semangatnya yang tinggi, Kang Narman mampu mencapai prestasi yang gemilang. Karena upayanya untuk memperkenalkan dan melestarikan kerajinan tangan Baduy, tahun 2018 lalu dia berhasil meraih penghargaan dalam acara Satu Indonesia Astra Awards.

Kang Narman adalah contoh inspiratif bagi kita semua. Dia menunjukkan kepada kita bahwa kita bisa menggabungkan teknologi dengan adat dan budaya lokal, tanpa kehilangan jati diri kita. Dia juga mengajarkan kepada kita arti pentingnya peduli terhadap perkembangan pendidikan anak-anak suku Baduy. Semoga semangat Kang Narman dapat menular kepada banyak orang dan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam melestarikan budaya lokal.

About Author

Dian Ravi. Muslimah travel blogger Indonesia. Jakarta. Part time blogger, full time day dreamer. Pink addict, but also love toska. See, even I cannot decide what's my favorite color is.Mau bikin bahagia, cukup ajak jalan dan foto-foto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *