bismillahirrahmanirrahim,
Yeayyy!! Alhamdulillah akhirnya aku berhasil mencoret Situ Gunung dari bucket list-ku. Setelah beberapa tahun dibuat mupeng dengan postingan orang-orang di media sosial, sekarang aku juga bisa ikut memamerkan foto dan video di wisata alam yang berada di Sukabumi ini.
Situ Gunung adalah salah satu destinasi wisata alam yang populer di Sukabumi, Jawa Barat. Tempat ini menawarkan keindahan alam yang memukau, salah satunya adalah Jembatan Gantung Situ Gunung yang merupakan jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara.
Pada hari Senin, 22 Januari 2024, aku berkesempatan untuk mengunjungi Situ Gunung berdua sama suami. Ini adalah awal dari rangkaian roadtrip anniversary kami. Kami memilih jalur hijau yang dibanderol dengan harga Rp 100.000 per orang. Harga tersebut sudah termasuk welcome drink, naik ojek sampai dekat jembatan gantung, lanjut turun ke Curug Sawer, naik keranjang sultan, dan pulang melalui jembatan merah.
Tiba di Situgunung, Harga Tiket Menuju Jembatan Situ Gunung
Seharusnya perjalanan dari Jakarta ke Situ Gunung sekitar 2,5 jam dengan kendaraan pribadi berupa mobil. Aku sudah sengaja memilih berangkat di hari Senin, agar terhindar dari macet. Tapi ternyata beberapa kali aku harus menikmati kemacetan Sukabumi.
Perkiraan tiba yang tadinya sekitar 11.30 akhirnya justru meleset jadi sekitar sekitar pukul 12.00 WIB. Setelah membayar tiket masuk kawasan Situ Gunung sebesar Rp 15.000 per orang dan memarkirkan kendaraan, adzan dzuhur pun berkumandang. Kami memutuskan untuk shalat terlebih dahulu, sebelum mulai bertualang.
Setelah menunaikan shalat, barulah kami menuju loket ke Jembatan Situ Gunung. Sebelum kamu bertanya-tanya “lho kok ke loket lagi?” Untuk menuju Jembatan Situ Gunung memang terpisah dari tiket area Situgunung yang pertama aku bayar. Terdapat 3 pilihan akses untuk ke Jembatan Situgunung, yaitu:
Akses Jalur Hijau
Ini adalah jalur yang memiliki jarak terdekat yaitu hanya 1,5 kilometer. Pengunjung akan diantarkan oleh kendaraan shelter yang dapat meringkas jarak tempuh. Jalur ini biasa disebut jalur VIP. Harga tiket Jalur Hijau sebesar Rp 100.000 untuk satu orang.
Fasilitas yang didapat pengunjung yaitu welcome drink dengan berbagai jenis pilihan makanan dan minuman seperti bakso, bubur kacang, teh/kopi dan rebusan. Selain itu akses melewati Balcony Resto, Jembatan Gantung, Amphitheater, Curug Sawer, Keranjang Sultan, Jembatan Merah dan Valley Resto.
Akses Jalur Kuning
Jalur kuning mempunyai panjang sekitar 2,5 kilometer. Jalur ini melewati trek gunung bebatuan menuju Jembatan Gantung. Fasilitasnya tidak jauh berbeda, namun untuk jalur ini, pengunjung tidak mendapatkan fasilitas antar jemput kendaraan dan Keranjang Sultan. Pengunjung tetap mendapatkan welcome drink rebusan dan teh/kopi, lalu ke Jembatan Gantung, Balcony Resto, Curug Sawer, Amphitheater, Jembatan Merah dan valley resto. Harga tiketnya sebesar Rp 75.000 per orang.
Akses Jalur Merah
Memiliki jarak terjauh, jaraknya yaitu sekitar 3,7 kilometer. Tiketnya dijual dengan harga paling murah yaitu Rp 50.000 . Perbedaannya berada pada jalur arah pulang. Pengunjung tidak melewati Jembatan Merah, melainkan ke Jembatan Anggrek. Jembatan Anggrek jalurnya lebih menanjak dan berliku sedangkan Jembatan Merah jalannya lebih landai.
Awalnya aku berencana untuk memilih akses Jalur Kuning. Tapi ternyata kemarin Jalur Kuning sedang tidak tersedia karena ada jalur yang sedang dalam perbaikan. Sementara untuk memilih Jalur Merah, aku cukup tahu diri lah, selain takut gak sanggup secara fisik, aku juga mempertimbangkan waktu. Karena rencananya setelah dari Situ Gunung, kami akan lanjut ke bersilaturahmi ke beberapa sana saudara yang berdomisili di Sukabumi.
Setelah bayar tiket akses Jalur Hijau untuk 2 orang, aku pun menikmati welcome drink yang diberikan terlebih dahulu. Dua teh hangat serta singkong dan pisang rebus.
Setelah itu, kami naik ojek yang disediakan oleh pengelola wisata. Ojek tersebut mengantar kami sampai ke dekat jembatan gantung. Dari sini, kami harus berjalan kaki sekitar 100 meter untuk mencapai jembatan.
Jembatan Gantung Situ Gunung
Jembatan Gantung Situ Gunung memiliki panjang 243 meter dan lebar 1,2 meter. Jembatan ini membentang di atas Sungai Citarik dan menghubungkan dua bukit di kawasan Situ Gunung.
Saat pertama kali menginjakkan kaki di atas jembatan, aku merasakan sensasi yang luar biasa. Jembatan ini terasa sangat goyang, apalagi jika ada orang yang lewat di samping kami. Namun, aku tetap menikmati sensasi tersebut karena pemandangan dari atas jembatan sangatlah indah. Meski phobia ketinggian, aku sama sekali gak menyesal kok. Takut sih sudah pasti. Yang penting yang tertangkap di kamera semua senyum sumringah.
Dari atas jembatan, kami bisa melihat hamparan hutan hujan yang hijau dan lebat. Di kejauhan, kami juga bisa melihat puncak Gunung Gede Pangrango yang menjulang tinggi. Masyaallah, indah banget.
Curug Sawer
Setelah puas menikmati pemandangan dari atas jembatan, kami melanjutkan perjalanan ke Curug Sawer. Curug Sawer adalah air terjun yang terletak di kaki Gunung Gede Pangrango.
Untuk menuju ke curug, katanya kami harus berjalan kaki sekitar 600 meter. Jalurnya cukup terjal. Cukup bikin capek, tapi tidak semelelahkan saat ke Curug Cigangsa.
Sesampainya di curug, kami disambut dengan suara gemericik air yang menenangkan. Air terjunnya sendiri tidak terlalu tinggi, tetapi airnya sangat jernih dan segar. Dan karena sedang musim hujan, air terjunnya cukup lebat,
Keranjang Sultan
Mari lanjutkan perjalanan ke keranjang sultan. Sebenarnya ini salah satu alasan awal aku untuk memilih Akses Jalur Kuning, aku gak terlalu berminat naik keranjang sultan, karena takut ketinggian.
Keranjang Sultan merupakan wahana kursi gantung yang berbentuk keranjang yang terbuat dari rotan. Alih-alih diperuntukkan untuk duduk santai, Keranjang Sultan justru akan memacu adrenalin wisatawan. Keranjang Sultan berjalan melintasi sungai dengan rute sepanjang 100 meter.
Sensasinya? Huhuhu….. untung cuma 100 meter. Kalau lebih jauh lagi, sepertinya aku akan memilih menutup mata. Sebenarnya seru sih. Tapi karena aku takut ketinggian, belum-belum aku merasa takut aja.
Jembatan Merah
Last but not least, sebelum pulang masih ada 1 jembatan lagi yang harus dilalui, yaitu jembatan merah. Jembayan sepanjang 103 meter dengan ketinggian 70 meter ini merupakan akses untuk arah pulang dari Curug Sawer.
Apakah usai menyeberang jembatan merah sudah sampai kembali di lokasi penjemputan? Tentu belum. Dari sini kami masih harus menanjak sekitar 56 meter untuk mencapai titik penjemputan. Jalurnya cukup menanjak, tetapi kami berusaha tetap semangat karena sudah mendekati akhir perjalanan.
Ada sedikit pengalaman mengejutkan buat aku dan suami sebelum menanjak ke titik penjemputan. Kami melihat ular yang sedang tidur di papan informasi.
Sesampainya di titik penjemputan, kami langsung naik ojek untuk kembali ke loket utama. Dan petualangan di Situ Gunung pun berakhir.
Tips untuk Berwisata ke Situ Gunung
Secara keseluruhan, aku sih sangat puas dengan pengalaman kami di Situ Gunung jalur hijau. Tempat ini sangat cocok untuk para pecinta alam yang ingin menikmati keindahan alam pegunungan.
Buat kamu yang ingin berkunjung ke Situ Gunung, berikut ini adalah beberapa tips untuk berwisata ke Situ Gunung:
- Siapkan fisik dan mental yang prima. Perjalanan ke Situ Gunung cukup menantang, terutama jika kamu akan memilih jalur merah. Buat aku jalur hijau yang lebih singkat aja, cukup melelahkan kok.
- Gunakan pakaian dan sepatu yang nyaman. Kamu akan banyak berjalan kaki di Situ Gunung, jadi gunakanlah pakaian dan sepatu yang nyaman.
- Siapkan kamera dan memory. Situ Gunung memiliki pemandangan yang indah, jadi jangan lupa untuk membawa kamera untuk mengabadikan momen liburanmu.
- Taati peraturan yang berlaku. Situgunung merupakan kawasan konservasi, jadi patuhi peraturan yang berlaku untuk menjaga kelestarian alam.
- Datanglah di pagi hari. Jika kamu datang di pagi hari, kamu akan mendapatkan pemandangan yang lebih indah dan udara yang lebih segar.
- Datanglah di hari kerja biar tidak terlalu ramai.
- Berhati-hatilah saat menyeberangi jembatan gantung. Jembatan gantung ini cukup goyang, jadi berhati-hatilah saat menyeberanginya.
Semoga tips-tips di atas dapat membantu kamu untuk menikmati liburan yang menyenangkan di Situ Gunung.
Dian Ravi. Muslimah travel blogger Indonesia. Jakarta. Part time blogger, full time day dreamer. Pink addict, but also love toska. See, even I cannot decide what’s my favorite color is.Mau bikin bahagia, cukup ajak jalan dan foto-foto.
Aku punya teman orang Sukabumi dan dia berkali-kali menunjukkan (sekaligus memamerkan) keindahan Situgunung melalui sosial medianya. Sungguh takjub dan suka dengan panorama yang ditawarkan oleh destinasi wisata satu ini. Eh, udah disamperin dan dijelajahi oleh Mbak Dian. Mayan, jadi banyak referensi dan makin pengen ke tempat ini 🙂