bismillahirrahmanirrahim,
Salah satu yang tertera dalam agenda gue kalau nginep di Braga adalah menikmati sarapan di Warung Kopi Purnama, salah satu tempat makan legendaris di Bandung. Letaknya di jalan Alkateri, enggak terlalu jauh dari Braga, sehingga sangat memungkinkan dicapai dengan jalan kaki sambil menikmati suasana jadul di kota Bandung.
Pagi itu gue sudah siap kembali mengeksplore jalanan sekitar Ibis Style Braga, tempat gue menginap. Berbekal daftar 10 wisata Bandung yang dijangkau dengan jalan kaki dari Kang Ali, gue mau bermain menjadi turis di kota kelahiran gue sendiri. Menyusuri jalanan Naripan, belok ke jalan ABC, dan berhenti di jalan Alkateri.
Topi bertuliskan “Travel Galau” sudah berada di kepala gue, dan my instagramable husband sudah siap mengikuti agenda gue hari ini. Yuk kita jalan!

Sebenarnya ada alasan kenapa gue memilih melalui jalan ABC bukan melintasi jalan Asia Afrika. Gue ingin mengunjungi Monumen Penjara Banceuy dan Masjid Al Imtizaj. Tapi google maps menunjukan jalan yang salah, sampai akhirnya gue melanjutkan perjalanan langsung ke Warung Kopi Purnama aja.
Warung Kopi Purnama: Salah Satu Rekomendasi Tempat Sarapan di Bandung

“Kalau mau masuk, silakan cuci tangan dulu, Teh.” Jujur, gue agak kaget dengan sambutan dari salah seorang pegawai di Warung Kopi Purnama di pintu masuk. Bukan apa-apa, itu adalah hari ke-3 gue di Bandung, dan baru kali ini ada yang mengingatkan untuk menerapkan protokol kesehatan dengan cukup ketat. Mantap!
Mengikuti instruksi, gue pun langsung cuci tangan, cek suhu tubuh, dan melangkah masuk ke dalam warung kopi yang sudah ada sejak tahun 1930, bahkan negara Indonesia saja belum merdeka saat itu. Daebak! Pantas saja kalau ini menjadi salah satu rekomendasi tempat sarapan di Bandung yang legendaris.
Gue tuh enggak pernah bosan untuk sarapan di Warung Kopi Purnama. Ini adalah kali ke-3 gue berkunjungdi sini, tapi baru pertama kali berhasil ngajak Mas Metra. Ceritanya sih, gue mau pamer kalau gue tahu tempat sarapan di Bandung yang jadul dan instagramable.

Tak banyak perubahan interior dari bagian depan Warung Kopi Purnama ini. Tetap terasa jadul-nya, meski kalau tak salah Warung Kopi Purnama ini sempat mengalami renovasi beberapa tahun yang lalu. Kalau pun ada yang berubah adalah jarak antar meja dan jumlah kursi tanda social distancing. Kali ini gue memilih untuk duduk di area dalam.
Roti selai srikaya merupakan salah satu menu sarapan yang sering direkomendasikan di sini. Kali ini gue pun mencoba memesannya (biasanya gue lebih tergoda sama lontong cap gomeh). Sementara Mas Metra memilih bubur ayam. Untuk minuman seperti biasa, gue memesan kopi tubruk panas untuk gue, dan teh susu panas untuk Mas Metra.


Sambil menunggu pesanan datang, mata gue mulai jelalatan, melihat keadaan sekitar tempat ngopi di Bandung yang legendaris ini. Ada yang menarik dari tempat ini. Meski masih mempertahankan suasana klasik dengan dominasi warna coklat di beberapa interiornya, tapi Warung Kopi Purnama seolah tidak ingin ketinggalan jaman dalam modernisasi dengan adanya WIFI agar pengunjung bisa nyaman terkoneksi dengan media sosial saat sedang berada di sini.
Tapi jangan coba-coba untuk menjadikan Warung Kopi Purnama sebagai tempat bekerja. Meski ada WIFI, tapi tak ada colokan listrik seperti yang umumnya terdapat di coffee shop yang biasa bikin gue betah berlama-lama sambil menyelesaikan satu-dua artikel.

Pesanan gue tiba. Enggak ada yang istimewa dari tampilan roti selai srikaya pesanan gue. Hanya sepotong roti tawar tebal diolesi selai srikaya. Begitu sederhana. Tapi jangan menilai hanya dari penampilannya saja. Karena soal rasa, gue enggak heran kalau ini adalah salah satu menu andalan di Warung Kopi Purnama.

Soal harga, silakan nilai sendiri deh ya. Karena harga mah relatif tergantung isi dompet masing-masing. Untuk roti selai srikaya pesanan gue dibandrol seharga Rp 18.000, sementara satu porsi bubur ayam pesanan Mas Metra Rp 16.000. Untuk harga minuman kami: Rp 17.00 untuk kopi gue, dan Rp 15.000 untuk teh susu pesanan Mas Metra. Dengan kata lain, siapkan isi dompet kisaran Rp 50.000 – Rp 75.000 untuk satu orang saat berkunjung ke Warung Kopi Purnama.
Warung Kopi Purnama, Warung Kopi Legendaris di Kota Bandung

Sebagai salah satu icon heritage di kota Bandung, menurut gue tak heran kalau Warung Kopi Purnama selalu ramai dengan pengunjung. Tempat ini bukan lagi sekadar tempat bagi para penikmat kopi berkumpul dan bercengkrama, ataupun orang-orang yang mencari sarapan di Bandung, tapi sudah menjadi salah satu tujuan wisata di kota Bandung.
Bila sedang berada di kota kembang jangan lupa sempatkan untuk mampir ke Warung Kopi Purnama. Warung kopi yang sudah berdiri sejak tahun 1930 ini, didirikan oleh Yong A Thong. Awalnya warung kopi ini bernama Chang Chong Se yang artinya Silahkan Mencoba! Namun, karena kebijakan pemerintah ditahun 1966 namanya berubah menjadi Warung Kopi Purnama.
Perut sudah terisi, saatnya gue kembali melanjutkan perjalanan. Tak jauh dari Warung Kopi Purnama, gue melihat pintu biru yang menjadi lokasi Blue Door yang baru. Rasanya ingin sekali mampir, tapi mungkin lain kali. Biar ada alasan agar gue kembali ke kota Bandung.
x.o.x.o

Warung Kopi Purnama Jl Alkateri no 22, Bandung Operating hours: 6.30 am - 8.00 pm

Dian Ravi. Muslimah travel blogger Indonesia. Jakarta. Part time blogger, full time day dreamer. Pink addict, but also love toska. See, even I cannot decide what’s my favorite color is.Mau bikin bahagia, cukup ajak jalan dan foto-foto.
Aduh aku anaknya paling lemah kalo soal roti. Hahaha. Kapan-kapan kalau ke Bandung, mau ah ke Warung Kopi Purnama ini.
Waktu tinggal di Bandung belum sempet kesini nih. Ntar kalau mampir ke Bandung,wajib ah. Udah bergeser ya,warkop yang dulunya sederhana jadi seperti warung kopi ini,keren.
Asyek emang sarapan di sini. Rotj enak. Kopi enak. Tempat enak juga. Bisa foto-foto makanan atau selfie. Ntar nyobain roti srikayanya ah
keren mbak tempatnya, tegel bawahnya itu khas sekali jaman londo sama jendela jeruji besi itu. sungguh nyata dan pasti makanannya dicintai beberapa generasi
aku keinget kak dodon lho pas lagi nulis ini. teringat sama kisah ngopi jadul kita
Wow sudah berdiri sejak tahun 1930? legendaris banget. Jadi penasaran nih mau mencoba. Semoga saat saya liburan ke Bandung bisa mampir ke Warung Kopi Purnama
Wkwkwkwk pernah kebingungan juga cari sarapan di Bandung di sekitar alun-alun..AKhirnya makan batagor sama mie ayam bakso apa gitu..hahaha padahal masih pagi banget sekitar jam 7 an
Ya ampun Kak Dian, daku lagi asik menikmati tulisannya sambil lihat foto suasananya, eh ada yang bikin gadget tapi gereget, makin di scroll, lah zoomnya manis di roti selai srikaya 🤤
Udah berkali-kali ke Bandung kok aku baru tau sih ada warung kopi ini hikss huhuu harusnya udah aku masukkin ke list kulinerku nih
Wuih udah lama banget ya nih kedai
Kalau manajemennya bagus pastinya sih bisa terus bertahan di tengah persaingan
Kapan kapan ajakin aku ke sini ya
Bandung gak ada matinya emang, di mana-mana hampir ada sudut cafe, resto, dan warung kopi. Apalagi di jalan Braga, cafe dengan konsep tempo dulu menyegarkan banget. Aku kalau ke Braga suka beli roti sama es krim jadul. Tapi kok belum pernah lihat monumen penjara itu ya
Wah mantep nih kak . Jadi nambah satu tempat refrensi untuk sarapan di kota Bandung . Eh sarapan bareng donk kak kapan2 🤗
Warung kopi ini bukan sembarang warkop, nyaman banget, tempatnya luas, menunya juga mantap, kapan-kapan semoga bisa mampir ke sini
Relatif terjangkau sih klo menurut aku harga menunya. Boleh lah jadi referensi pas ke Bandung (lagi). Kadang, bingung juga kan kalo pas ke Bandung mau ngafe dimana, padahal mah Bandung punya banyak banget cafe or kedai kopi yang enak2.
Nuansanya pun memang dapat kesan heritage ya,mba. Untuk urusan harga sih memang sesuai isi kantong ya,mau dibilang mahal tapi kalo worth it yah menjadi gak mahal deh. Next time,mau juga main ke Warung Kopi Purnama lah.
Terima kasih Atas rekomendasi nya mantafff