bismillahirrahmanirrahim,

“Sekali-kali kita tuh kalau pergi impulsif dong, jangan sedikit-sedikit selalu pakai perencanaan,” entah sudah berapa kali gue mendengar permintaan itu dari Mas Metra. Masalahnya kalau gue bisa pergi dadakan, pasti nama gue bukan Mrs. Travel Galau. Isi kepala gue itu selalu dipenuhi dengan beberapa rencana traveling, jadi kalau pun dadakan, ya enggak mendadak-mendadak banget.
So far baru dua kali sepertinya gue melakukan perjalan dadakan, yang pertama ketika menginap di VillaTel Salse, dan yang kedua saat kemping di Ranca Upas. Sebenarnya cerita mendadak Ciwidey ini sudah pernah gue tulis sebelumnya di blog Dian Ravi, tapi demi kisah-kisah traveling gue terangkum semua di Travel Galau, ijinkan gue me-rewrite kisah kemping Ranca Upas ini (sebuah alasan agar ada postingan baru sebenarnya sih). Syukur-syukur sih enggak pada bosen membaca ulang. Beda kok.
Mendadak Kemping Ranca Upas

Wacana kemping Ranca Upas ini sebenarnya sudah terbersit selama beberapa waktu. Seperti biasa, ide gue, dibahas ke Mas Metra, dan dilanjutkan ke teman-teman dia. Intinya sih, kami berencana untuk pergi kemping bersama di Kampung Cai Ranca Upas ini. Tapi seperti biasa, yang namanya wacana banyak orang suka berakhir menjadi wacana selamanya. Selalu ada komentar: “Yah, kalau tanggal itu gue ada acara. Tanggal ini aja.” Tapi nanti tanggal yang dimaksud akan mendapat komentar yang sama dari yang lain. Huft…. Ada yang sering mengalami hal seperti ini? Sepertinya ini memang hal yang lumrah terjadi dimana-mana kok.
Jadi apa yang bikin akhirnya gue bisa mendadak kemping Ranca Upas ini? Mungkin ini pun hanya akan jadi wacana kalau gue enggak diharuskan operasi hysteroscopy. Setelah beberapa kali cek kondisi untuk persiapan program bayi tabung, kamis malam itu diputuskan kalau gue harus operasi dulu sebelum bisa lanjut. Mendengar kata operasi, sumpah gue takut, meski bukan operasi besar, dan bukan operasi pertama gue. Entah kenapa di tahun itu kok sepertinya gue mendadak rajin operasi.
Melihat kekhawatiran gue, malam itu juga Mas Metra langsung mengajak gue untuk kemping dadakan di akhir pekan. Enggak mendadak banget juga sih, gue tetep punya satu hari untuk urus ini itu. Hehehe… Memang apa yang harus diurus untuk keperluan camping? Sewa tenda dan teman-temannya dong. Ini kan kemping perdana gue, jadi mana punya gue tenda, gue cuma punya sleeping bag yang selama ini gue pakai kalau menginap di rumah Mamih karena enggak kuat dingin.
Mau Kemping Ranca Upas, Apa Saja Persiapannya?

Menurut gue kemping Ranca Upas ini cocok banget buat pemula seperti gue yang NOL pengalaman kemping. Persiapan gue cuma browsing tempat sewa tenda dan bawa diri. Bahkan sekadar camilan pun gue hanya bawa ala kadarnya, soal makan gue pasrah mencari jajanan di sana aja nanti.
Hasil brosing gue mempertemukan dengan Teh Neni untuk urusan perlengkapan kebutuhan kemping. Teh Neni ini pemilik salah satu warung makanan yang ada di Ranca Upas, jadi ketika gue tiba di Ranca Upas, gue tinggal mengunjungi warungnya, kemudian memilih lokasi untuk mendirikan tenda, dan selanjutnya tahu beres. Begitu juga saat check out, gue cukup pamitan saja.
Sayangnya gue lupa berapa rincian dan total yang gue keluarkan satu malam kemping Ranca Upas ini, tapi kalau enggak salah ingat, enggak lebih dari Rp 300.000, sudah termasuk sewa tenda, sewa kasur, dan sewa lampu. Kalau tadi gue sempat browsing, gue lihat saat ini dari Ranca Upas sendiri sudah menawarkan paket kemping seharga Rp 600.000 per malam untuk 4 orang, termasuk sarapan. Menurut gue yang jarang kemping, not bad-lah harga segitu.
Cerita Travel Galau Pertama Kali Kemping Ranca Upas
Ini adalah kali kedua gue sama Mas Metra ke daerah Ciwidey, kali pertama kami hanya pergi berdua. Nekad? Enggak juga, mengingat belakangan ini memang kami terbiasa pergi hanya berdua saja. Tahun 2016 belum ada gerbang tol yang langsung ke Soreang, jadi kami memilih keluar tol Baros dan menikmati jalan biasa menuju Ciwidey.
Menjelang pukul 11 siang kami baru tiba di Soreang. Lapar, mengingat belum sarapan. Ketika melewati Masjid Agung, tampak aneka jajanan kaki lima menggoda kami untuk berhenti sejenak. Akhirnya kami memilih bubur ayam sebagai menu sarapan. Kenganya? Alhamdulillah kenyang ternyata, karena satu mangkuk bubur ayam ditemani dengan satu telur rebus.
Sebelum ke Ranca Upas, gue minta main ke Situ Patenggang terlebih dahulu. Saat itu, tentu saja Situ Patenggang belum seperti sekarang yang ada Glamping Lake Side. Meski cuaca saat itu hujan, gue dan Mas Metra tetap memutuskan untuk menyewa perahu mengitari Situ Patenggang.
Situ Patenggang masuk dalam wilayah admisnistratif kecamatan Rancabali, yang terkenal akan perkebunan teh-nya. Sejauh mata memandang saat perjalanan menuju Situ Patenggang, kebun teh yang hijau membuat mata seger. Biar stok foto banyak, sambil menuju ke Ranca Upas, gue minta berhenti di beberapa kebun teh untuk berfoto.
Tiba di Ranca Upas, langsung menghampiri Teh Neni. Dengan gesit Teh Neni dibantu Mas Metra menyiapkan tenda. Gue memilih lokasi enggak terlalu jauh dari tempat penangkaran rusa. Padahal kalau dipikir-pikir sekarang, sepertinya lokasi yang lebih asik itu yang lebih ke dalam lagi. Oh well, maybe for next time.
First time camping gue ngapaian aja? Tidur! Gue memang ahlinya tidur ya. Di tempat yang begitu dingin gue bisa sukses tertidur dengan pulasnya. Hanya satu yang membuat gue terjaga, suara dentuman yang entah darimana. Gue sempat dibuat parno dengan bunyi dentuman itu, teringat ketika ada ledakan di sebuah mall.

Pagi-pagi yang paling gue tungguin adalah main ke penangkarang rusa. Sayang waktu itu gue belum tahu soal tips foto dengan rusa di Ranca Upas. Foto gue ala kadarnya deh. Tapi paling enggak, gue tetap kece dengan topi panda ini bukan?

Sekian dulu cerita pengalaman kemping Ranca Upas gue. Buat yang sudah pernah kemping di sini ceritain dong. Kalau yang belum, ayo deh ajak keluarga, pacar, sahabat, ke sini. Seru! Bawa drone, bawa baju keren juga biar hasil foto-fotonya keren. Sstt… Jangan lupa nikmati saat sunrise, pemandangannya cantik. Gue aja masih ingin kembali lagi ke sini.
Oh iya, jangan lupa bayar tiket masuk Ranca Upas Rp 22.000 per orang, biaya untuk kemping Rp 11.000 per orang per malamnya. Sementara untuk kendaraan roda empat dikenakan biaya Rp 17.000.
x.o.x.o


Dian Ravi. Muslimah travel blogger Indonesia. Jakarta. Part time blogger, full time day dreamer. Pink addict, but also love toska. See, even I cannot decide what’s my favorite color is.Mau bikin bahagia, cukup ajak jalan dan foto-foto.
pengen banget aku ngerasain camping disini mbak
kalau liat foto temen temen yang lain, pas ambil foto pagi pagi lebih bagus gitu
Jadi kalau bawa tenda sendiri boleh?
22.000+ 11.000 + parkir motor / mobil aja ya mba?