Jalan-Jalan, DKI Jakarta

8 Tempat yang Dikunjungi Saat Menyusuri Chinatown Jakarta Walking Tour

bismillahirrahmanirrahim,

Yeayyy! Setelah beberapa tahun dibikin mupeng sama rute chinatown Jakarta yang ditawarkan oleh Jakarta Good Guide, akhirnya di 2018 lalu gue berhasil ikutan walking tour Jakarta ini juga. Enggak tanggung-tanggung, dua kali gue ikutan rute Chinatown Jakarta Walking Tour ini dalam selisih waktu yang tidak terlalu jauh.

Hmmm… Seasik itukah walking tour Jakarta, sampai Travel Galau bolak-balik ikutan lagi? You’ll know the answer after reading this story.

Chinatown Jakarta Bukan Sekadar Tempat Belanja Elektronik

Glodok. Di awal tahun 2000a-an gue cukup akrab dengan kawasan ini. Bagi gue Glodok adalah sumber kebahagiaan untuk memborong koleksi dvd serta barang-barang elektronik. Apalagi di awal-awal pernikahan, maraton nonton dvd merupakan ritual akhir pekan gue dan Mas Metra, mengingat tabungan sudah habis terkuras untuk menikmati bioskop atau jalan-jalan.

Hari masih cukup pagi, ketika Trans Jakarta tengah membawa gue menuju halte Olimo, halte yang tertera dalam petunjuk dari Jakarta Good Guide sebagai halte terdekat dari Candra Naya, titik kumpul untuk rute Chinatown Jakarta. Pukul 09.00 adalah waktu yang mulainya walking tour Jakarta. Pagi banget? Gue belajar untuk tidak lagi mengeluh betapa paginya tur ini dimulai, mengingat ini bukan kali pertama gue mengikuti walking tour bersama Jakarta Good Guide, sebelumnya gue sudah pernah mengikuti rute City Center 1 dan Kota Tua di jam yang sama.

Gue mempercepat langkah kaki ketika menuruni jembatan penyeberangan dan melihat papan bertuliskan Hotel Novotel di sisi jalan. Akhirnya, gue bakal ikutan menyusuri Chinatown Jakarta juga. Rute yang cukup lama bikin gue mupeng.

Menyusuri Chinatown Jakarta Bereng Jakarta Good Guide, Ini 8 Tempat yang Bakal Dikunjungi

Setahu gue saat gue mengikuti walking tour bareng Jakarta Good Guide di 2018 lalu, rute Chinatown Jakarta merupakan salah satu rute favorit selain Kota Tua. Terutama saat mendekati perayaan tahun baru Cina alias Imlek. Suasana pecinan yang sudah berias diri dengan lampion dan bunga Sakura semakin memesona diabadikan melalui kamera.

2018 lalu, gue sampai dua kali mengikuti walking tour dengan rute Chinatown Jakarta ini. Yang pertama bersama Mude, Mbak Rian, dan Miftah, di akhir Januari, sebelum tahun baru Cina. Kemudian, ketika Radhian datang ke Jakarta. Kebetulan waktu senggang yang dia miliki adalah hari Senin, hari dimana walking tour yang tersedia adalah rute Chinatown Jakarta. Kali ini, Tiwi dan Ilham yang ikut menemani.

Jalan-jalan sekitar dua jam di pecinan kemana saja?

1. Candra Naya

Candra Naya Chinatown Jakarta

Bangunan cagar budaya yang terletak di Jl Gajah Mada no 3 ini menjadi lokasi titik kumpul walking tour bersama Jakarta Good Guide untuk rute Pecinan. Jujur, gue excited banget ketika akhirnya akan melihat secara langsung Candra Naya. Sebelumnya gue pernah melihat bangunan ini melalui buku yang ditunjukkan Mas Pop ketika ke Lasem beberapa tahun yang lalu.

Candra Naya merukanan kediaman milik Keluarga Khouw, seorang tuan tanah dan pemiliki gedung elite sektiar abad ke-18. Letaknya cukup unik, berada di antara Hotel Novotel Gajah Mada dan apartmen. Tahun 1992 lalu bangunan ini dijual oleh ahli waris kepada pengembang hotel dan apartmen.

Mayor Khouw Kim An, yang merupakan keturunan Keluarga Khouw yang terakhir menempati gedung ini dan meninggal pada tahun 1945. Sayangnya karena kurangnya data, tidak ada yang tahu kapan bangunan didirikan.

2. Pantjoran Tea House

Pantjoran Tea House Chinatown Jakarta

Berjalan kaki sekitar 550 m menyusuri jalan Gajah Mada, perhentian berikutnya adalan Pantjoran Tea House. Bangunan yang letaknya di Jalan Pancoran Raya Nomor 4-6, persis di ujung jalan yang menghubungkan Jalan Pintu Besar Selatan yang mengarah ke Kota Tua ini seringkali membuat pensaran orang yang sedang melintas. Gue sih terutama, saat menuju Kota Tua dari dalam Trans Jakarta, entah sudah berapa kali penasaran dengan bangunan ini.

Pantjoran Tea House Chinatown Jakarta

Semula bangunan ini adalah Apotheek Chung Hwa yang kemudian terbengkalai. Memang sepanjang jalan Pancoran terkenal sebagai apotik untuk obat-obatan herbal Tionghoa hingga saat ini. Kini, sesuai namanya bangunan ini beralih fungsi menjadi tempat untuk menikmati teh.

Chinatown Jakarta Walking Tour

Yang menarik dari Pantjoran Tea House bukan saja karena bangunan lawasnya, tapi karena di tempat ini memberikan teh gratis untuk siapa saja setiap harinya. Petokoan, begitu nama tradisi yang berusaha dibudayakan kembali oleh pemiliknya. Pat yang berarti angka delapan, teko yang merujuk pada teko untuk minum teh, delapan teko. Memang terdapat delapan teko dan gelas-gelas yang tersaji di depan toko. Siapa saja yang kebetulan lewat dan sedang haus, bisa meminumnya. Teh ini tersedia dari jam 8 pagi hingga jam 7 malam.

3. Toko Obat Tay Seng Ho

Toko Obat Tay Seng Ho Chinatown Jakarta

As I said before, sepanjang jalan Pancoran memang terkenal dengan banyaknya apotik untuk obat-obatan herbal khas Tionghoa. Karenanya di rute Chinatown Jakarta ini, juga mengajak untuk mengintip salah satu apotik herbal yang cukup terkenal, Toko Obat Tay Seng Ho.

Toko Obat Tay Seng Ho Chinatown Jakarta

Tay Seng Ho salah satu toko obat yang selalu ramai dikunjungi sampai saat ini. Bukan hanya sekadar membeli obat, tapi di sini juga tempat praktik Shinse. Aku tadi bilang, mengintip ya. Karena tempat ini begitu ramai, tour guide dari Jakarta Walking Tour sudah mewanti-wanti agar tidak mengganggu aktivitas di dalam.

4. Petak Sembilan

petak sembilan chinatown jakarta

Chinatown Jakarta identik sekali dengan petak sembilan, ini merupakan pasar yang terletak di jalan Kemenangan Raya. Yang diperdagangkan di sini sangat beragam. Mulai dari ikan, sayuran, pakaian, alat doa, hingga teripang dan katak bisa loe temui di sini.

Karena gue datang menjelang imlek, suasana pasar di Chinatown Jakarta ini jadi semakin cantik dengan adanya dekorasi khas imlek seperti lampion. Apalagi pedagang bunga sakura dan lampion juga menjajakan dagangannya, sehingga turut membuat wilayah Petak Sembilan semakin instagramable.

petak sembilan chinatown Jakarta

Tapi harap berhati-hati kalau ingin berfoto ya. Wilayah ini crowded banget soalnya. Jangan sampai mengganggu aktivitas sekitar.

5. Wihara Dharma Bhakti

Wihara Dharma Bhakti Chinatown Jakarta

Titik perhentian berikutnya dari Jakarta Walking Tour ini adalah wihara tertua dan terbesar di Jakarta ini dibangun pada tahun tahun 1650 oleh Kwee Hoen, seorang Letnan Tionghoa. Awalnya wihara ini bernama Kwan Im Teng.

Wihara Dharma Bhakti Chinatown Jakarta

Maret 2015, wihara yang memiliki luas sekitar 1.200 meter persegi ini sempat mengalami musibah kebakaran yang sangat besar. Dengan struktur bangunan yang terbuat dari kayu, serta banyakanya lilin dan dupa, membuat api semakin sulit untuk dipadamkan pada saat itu. Saat ini renovasi sudah selesai dilakukan. Tapi kalau jeli, bekas-bekas kebakaran masih bisa terlihat sampai saat ini.

6. Gereja Santa Maria De Fatima

Gereja Santa Maria De Fatima chinatown Jakarta

Gereja Santa Maria de Fatima yang merupakan sebuah Gereja Katolik di Jl. Kemenangan III No.47 menjadi tempat pemberhentian kami berikutnya. Gedung ini dibangun dengan arsitektur Tionghoa pada awal abad ke 19. So, no wonder saat pertama kali menjejakkan kaki di depan gereja ini yang terlihat seperti rumah Tionghoa.

Gereja Santa Maria De Fatima chinatown Jakarta

Di halaman gereja terdapat Gua Maria yang menggambarkan kemunculan Maria di depan 3 anak yang terjadi di kota Fatima, Portugal. Yang unik dari Gereja Santa Maria De Fatima ini, unsur Tionghoa-nya masih terasa sampai sekarang. Bukan hanya terlihat pada bangunannya, tapi juga pada lukisan di area dalam gereja. Pelayanannya pun sampai sekarang masih mengadakan misa dengan bahasa Tionghoa, meski ada juga yang dalam bahasa Indonesia.

7. Wihara Dharma Jaya Toa Se Bio

Wihara Dharma Jaya Toa Se Bio chinatown Jakarta

Tempat ke-7 yang akan dikunjungi dalam rute Chinatown Jakarta Walking Tour adalah Wihara Dharma Jaya Toa Se Bio, yang juga sering disebut juga sebagai Kelenteng Duta Besar, karena dewa yang dipuja di kelenteng ini adalah Toa Se Kong, atau Paduka Duta Besar. Wihara ini pernah dibakar oleh VOC dan dibangun kembali pada 1754.

Wihara Dharma Jaya Toa Se Bio chinatown Jakarta

Mas Farid juga Mas Chanda, tour guide dari Jakarta Good Guide menceritakan sejarah wihara ini adalah tentang dewi menikah dengan manusia. Di atap wihara ini terdapat patung anjing, yang menjadi hewan peliharaan dewi dan manusia itu.

8. Gang Gloria

chinatown jakarta

Enggak terasa sekitar 2 jam lebih sudah gue berjalan menyusuri area pecinannya Jakarta. Tempat terakhir dalam rute ini adalah: Gang Gloria! Sebuah gang yang menawarkan banyak sekali jajanan. Gado-gado, Mie Kangkung, Nasi Goreng, hingga Kedai Kopi Tak Kie yang melegenda ada di gang ini. Nyummmmmmm…. Hanya saja buat kaum muslim harus ekstra hati-hati sebelum menentukan pilihan jajanannya.

chinatown jakarta

Salah satu yang bisa dijadikan pilihan jajanan adalah Gado-Gado Direksi. Sebutan โ€œDireksiโ€ ini dikarenakan banyaknya Direksi dari perkantoran yang suka makan di tempat ini. Eh bukan hanya direksi sebenarnya yang senang dengan gado-gado yang sudah ada sejak tahun 1967 ini. Mantan presiden Megawati dan almarhum Gus Dur juga suka memesan gado-gado ini.

Ketagihan Jakarta Walking Tour bareng Jakarta Good Guide

Gue sih happy banget ikut Jakarta walking tour bareng Jakarta Good Guide ini. Kalau punya teman jalan yang asik bukan enggak mungkin gue ikut lagi dan lagi dan lagi…. Buktinya di tahun 2018 lalu, total 5 kali gue berhasil ikutan Jakarta Walking Tour, 2 diantaranya rute Chinatown Jakarta.

Entah ada apa sih antara gue dan Chinatown Jakarta? Kok senang sekali dan masih ingin lagi. Beruntung di tour gue kedua gue mainnya bareng youtuber nih, jadi kali ada yang penasaran ingin merasakan sensasi tour pecinan Jakarta, silakan nonton dua video ini:

Seru sekali bukan jalan-jalan di chinatown Jakarta ini? Ada yang pernah ikutan tour serupa? Atau diam-diam ingin ikut juga? Coba ceritain di kolom komentar dong.

x.o.x.o

travel galau

About Author

Dian Ravi. Muslimah travel blogger Indonesia. Jakarta. Part time blogger, full time day dreamer. Pink addict, but also love toska. See, even I cannot decide what's my favorite color is.Mau bikin bahagia, cukup ajak jalan dan foto-foto.

(2) Comments

  1. Aku belum pernah loh ke china town padahal dari rumah ke jakarta deket. Haha.
    Bisa jadi referensi nih. Jadi gak selalu ke tempat yang sudah biasa.

  2. Foto mba yg di Petak sembilan, itu fokusnya ketukar apa mba hahahaha :D. Kenapa yg blue malah foto mba.

    Aku blm prnh niiih, ikutan walking tur. Menaariiik yaaaa. Aku 3 thn kerja di daerah Manggarai, sbnrnya ga jauh dari China town ini. Tapi Ampe skr bisa dibilang ga prnh jelajah kesana.. ternyata bagian dlm nya menarik yaaa. Gang Gloria yg pgn sih, tp kalo mau coba kuliner di sana, kayaknya hrs ajak guide yg ngerti mana penjual yg halal, mana yg ga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *